Customer Relationship Management di Rumah Sakit


BAB  I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Relationship marketing merupakan langkah-langkah yang dilakukan perusahaan untuk mengenal dan melayani pelanggan berharga mereka dengan baik dasar pemikiran dalam praktek pemasaran ini adalah, membina hubungan yang lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan (Chan S, 2003). Relationship marketing digambarkan oleh beberapa peneliti sebagai suatu ikatan jangka panjang (long term relationship) antara dua pihak. Ikatan tersebut dapat berupa
ikatan antar perusahaan yang dikenal dengan pola business to business (suplier dengan distributor atau manufaktur dengan distributor) atau ikatan antara perusahaan dengan pelanggan yang disebut dengan business to customer (perusahaan atau organisasi dengan konsumen atau pelanggannya.)
Kepuasan konsumen menjadi salah satu indikator penting dalam keseluruhan kegiatan pemasaran pada perusahaan yang berorientasi pasar. (Kandampully dan Suhartanto, 2000). Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya: hubungan antara pihak konsumen dengan perusahaan menjadi harmonis yang menjadikan dasar bagi pembelian ulang jasa dan terciptanya loyalitas pelanggan, serta membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang tentu saja akan menguntungkan perusahaan (Tjiptono, 1994). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Getty dan Thompson (1994) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.
Rumah sakit dapat dikategorikan sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan pendidikan dan penelitian serta mencakup berbagai tingkatan maupun disiplin, agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks seperti: Pembinaan (promotif), Pencegahan (prifentif), Pengobatan (kuratif) dan Pemulihan (rehabilitatif). Perubahan pelayanan rumah sakit pada saat ini mengarah pada kekuatan pasar dan orientasi rumah sakit sudah mulai bergeser kearah sosio ekonomi, maka mempertahankan dan menambah pelanggan dalam hal ini pasien adalah tujuan utama yang harus dicapai. Salah satu upaya peningkatan pelayanan dan profesionalisme adalah dengan menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan dan terus melakukan evaluasi terhadap produk pelayanan yang diberikan (Naydial, 1997 dalam Djuang, 2005). Sebagai unit usaha, rumah sakit akan maju pesat apabila dapat menciptakan kepuasan melalui produk ataupun pelayanan yang ditawarkannya. Kepuasan dan kesetiaan pasien sebagai pengguna akhir (end user) pelayanan rumah sakit sangat diperlukan oleh rumah sakit untuk tetap unggul dalam persaingan jangka panjang.
Pemasaran pelayanan kesehatan tampaknya merupakan hal yang penting dalam suatu organisasi pelayanan kesehatan (dalam hal ini Rumah Sakit). Meskipun selama ini jarang ditemukan suatu pelayanan kesehatan yang merencanakan strategi pemasaran, agar pelayanan kesehatan dapat dikenal dengan luas tampaknya diperlukan strategi pemasaran pelayanan kesehatan yang tepat. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat atau pelanggan (customer) pelayanan kesehatan dapat mengetahui dengan jelas apa dan bagaimana pelayanan kesehatan tersebut. Untuk menunjang hal tersebut diatas maka dalam bidang pelayanan kesehatan diperlukan suatu pemasaran dalam bidang kesehatan berupa jasa atau pelayanan yang berkualitas.
Rumah Sakit sebagai bagian dari pembangunan kesehatan, yang utamanya sebagai pusat rujukan di Kabupaten juga sebagai pelayanan kuratif dan rehabilitatif serta sebagai tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang paripurna, harus berfungsi sebaik-baiknya. Supaya bisa berfungsi baik maka rumah sakit harus ditunjang oleh manajemen yang baik, karyawan yang loyalitasnya tinggi terhadap rumah sakit dan pemasaran yang baik terhadap pelayanan kesehatan.

B.   Rumusan Masalah
1.    Apakah yang dimaksud dengan pemasaran jasa serta konsep penerapannya di rumah sakit?
2.    Apakah yang dimaksud dengan Customer Relationship Marketing (CRM) dan manfaatnya bagi rumah sakit?

C.   Tujuan
1.    Untuk mengatahui pengertian pemasaran jasa serta konsep penerapannya di rumah sakit.
2.    Untuk mengetahui pengertian Customer Relationship Marketing (CRM) dan manfaatnya bagi rumah sakit










BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pemasaran Jasa Serta Konsep Penerapannya Di Rumah Sakit
Pemasaran dipandang sebagai suatu fungsi dan kegiatan yang dikerjakan oleh mereka yang bergerak di bidang hubungan masyarakat (humas) dari organisasi kesehatan oleh karena itu fungsi hubungan masyarakat dibebani tanggung jawab pemasaran. Hal ini terjadi karena pemasaran di definisikan sebagai penjualan (personal selling), periklanan (advertising) dan promosi.
Menurut Majaro (1993) mendefinisikan pemasaran sebagai satu fungsi manajemen yang bertanggung jawab untuk identifikasi, antisipasi dan memuaskan kebutuhan pelanggan dan menghasilkan kemampuan laba untuk organisasi. Memang tidak dipungkiri bahwa tujuan pemasaran adalah membuat  penjualan atau pemanfaatan layanan kesehatan yang sebesar-besarnya. Dikatakan juga bahwa pemasaran adalah aktivitas organisasi modern untuk bertahan dan sukses.
Bila ditinjau dari sudut pandang organisasi pelayanan kesehatan, salah satu cara yang efektif dalam melakukan pemasaran dalam bidang pelayanan kesehatan adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan. Hal ini membawa perubahan yang cukup mendasar dalam bisnis utama suatu organisasi pelayanan kesehatan. Sedangkan yang dimaksud dengan jasa (Kotler,1994) adalah setipa tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Komponen jasa merupakan bagian yang penting dari produk organisasi pelayanan kesehatan.
Untuk pelayanan kesehatan yang termasuk pelayanan jasa, menurut Booms dan Bitner dalam pendekatan pemasaran jasa menggunakan unsur pemasaran 7P (product, price, place, promotion, people, process and physical evident). Gabungan dari ketujuh unsur pemasaran ini harus menimbulkan daya ungkit yang hasilnya sinergis.
Filosofi manajemen pemasaran mengikuti perkembangan konsep pemasaran. Konsep pemasaran ditentukan oleh tujuan dan komponen yang terlibat dalam proses pemasaran. Komponen pemasaran tersebut terdiri dari tiga komponen yaitu company (Organisasi/manajemen), employee (karyawan) dan customer (pelanggan) ketiga komponen pemasaran diatas disebut sebagaiThe service marketing triangle.  Antara ketiga komponen pemasaran tersebut saling berinteraksi dan masing-masing komponen saling mempengaruhi sehingga ketiga komponen tersebut saling terkait dimana antara company dengan employee dipengaruhi oleh internal marketing (pemasaran internal), antara company dengan customer dipengaruhi oleh external marketing (pemasaran eksternal) dan antara employee dengan customer dipengaruhi oleh interactive marketing.













*      Internal Marketing
Pada dasarnya karyawan adalah pelanggan pertama dari organisasi pelayanan kesehatan Bagaimana rumah sakit harus memuaskan karyawan, memperhatikan kebutuhan, keingginan dan harapan karyawan, demikian pula tentang kesejahteraannya. Apa yang disebutkan adalah hak yang harus dipenuhi oleh rumah sakit. Karena itu kewajiban rumah sakit harus memperhatikan kesejahteraan karyawan seperti gaji, tunjangan hari tua, pengembangan karier, asuransi kesehatan dan lain-lain. Dilain pihak karyawan harus memasarkan rumah sakit, termasuk sumber daya rumah sakit dan brand image. Dengan kata lain bahwa karyawan berfungsi sebagai pelanggan dan juga berfungsi sebagai penyedia jasa.

Tujuan pemasaran internal supaya berhasil dapat dilihat dari hasil yang dicapai yaitu (S. Supriyanto, 2005):
1.    Jika konsumen luar biasa memperoleh layanan yang lebih baik karena upaya pemasaran internal yang dilakukan, maka mereka akan kembali lagi untuk membeli produk dan jasa yang ditawarkan.
2.    Jika upaya pemasaran internal tidak mampu memberikan layanan yang lebih baik kepada konsumen eksternal, maka setiap rupiah yang digunakan pada setiap menit untuk waktu manajemen menjadi tidak berguna sama sekali.
3.    Meningkatkan kepuasan pelanggan eksternal melalui peningkatan mutu layanan dan meningkatkan loyalitas karyawan melalui pembagian insentif keuntungan organisasi dan retensi karyawan.

Jadi hasil langsung pemasaran internal adalah peningkatan loyalitas dan komitmen karyawan dan akhirnya dilaksanakan peningkatan mutu layanan pelanggan eksternal. Komitmen adalah sikap dan tindakan karyawan untuk kontribusi dan mengatasnamakan kepentingan organisasi.
Ada dua metode atau program utama pemasaran internal yaitu (S.Supriyanto,2005):
1.    Cross Selling
Cross-selling adalah semua unit produksi maupun penunjang dapat secara terpadu melakukan pemasaran. Cross-selling ini dilaksanakan pada organisasi layanan kesehatan yang mana pasien memerlukan kontak dengan unit pelayanan beragam, sehingga informasi layanan perlu dipasarkan. Idealnya semua karyawan berperan sebagai pemasar. Agar cross-selling ini dapat berhasil maka perlu pelatihan karyawan secara menyeluruh, komitmen pada pelayanan yang berfokus pada pelanggan dan pelayanan prima serta kompensasi atau sistem insentif yang efektif. Sehingga setiap karyawan menjadi pemasar yang integratif dan menyeluruh.
2.    Gain Sharing
Gain sharing adalah bagi hasil kelompok insentif khusus. Secara esensial bagi hasil mengkombinasikan keberhasilan peningkatan yang terus menerus dengan penghargaan kelompok. Saat penampilan organisasi meningkat sebagai hasil dari usaha peningkatan yang terus menerus, maka keuntungan dibagi antara karyawan dan organisasi berdasarkan pada formula yang telah ditetapkan sebelumnya. Kompensasi terdiri atas insentif dan hukuman yang diperuntukan bagi karyawan tertentu atas dasar produktivitasnya.

*      Interactive Marketing (Pemasaran Interaktif)
Inti dari pemasaran interaktif adalah komunikasi. Komunikasi bisa terjadi antara manajer dengan pelanggan, manajer dengan karyawan dan karyawan dengan pelanggan. Pemasaran interaktif lebih banyak membahas komunikasi interaktif saat terjadi kontak pelanggan dengan orang pihak rumah sakit terutama karyawan rumah sakit. Komunikasi dokter/perawat dan pasien dalam upaya penyembuhan pasien, lebih dikenal sebagai komunikasi terapeutik.
Ruang lingkup kajian pemasaran interaktif adalah pada komunikasi karyawan dan pasien dengan menggunakan konsep pemasaran. Pemasaran interaktif juga harus mempertimbangkan etika moral yang mengatur hubungan hak dan kewajiban tenaga kesehatan dengan pasien.
Pada pemasaran interaktif karyawan melaksanakan janji perusahaan/ organisasi pelayanan kesehatan kepada pelanggan, karyawan merupakan stakeholder perusahaan/organisasi, karyawan merupakan suatu kesatuan dengan organisasi/perusahaan sebagai service jasa dimata pelanggan dan karyawan merupakan brand  image dari organisasi pelayanan kesehatan.
Pemasaran interaktif menggambarkan keahlian pegawai dalam melayani pelanggan. Karena pelanggan menilai kualitas jasa bukan hanya melalui kualitas teknisnya tetapi juga kualitas fungsionalnya (misalnya melayani pasien dengan menunjukkan perhatian dan membangkitkan keyakinan). Pelanggan jasa biasanya lebih banyak tergantung pada promosi dari mulut ke mulut, pelanggan sangat mengandalkan harga, personil dan petunjuk fisik untuk menilai kualitas jasa. Apabila pelanggan merasa puas dengan  dengan jasa yang diberikan biasanya mereka sangat setia pada penyedia jasa (kotller, 1994).

*      External Marketing (Pemasaran Eksternal)
Pemasaran eksternal menggambarkan pekerjaan normal yang dilakukan oleh perusahaan/organisasi/manajemen untuk menyiapkan, memberi harga, mendistribusikan dan mempromosikan jasa kepada pelanggan (Kotler, 1994). Pada pemasaran eksternal ini perusahaan/ organisasi pelayanan kesehatan membuat janji kepada pelanggan dan janji kepada pelanggan akan ditepati/ dilaksanakan oleh karyawan.


B.   Konsep Customer Relationship Marketing (CRM) Dan Manfaatnya Bagi Rumah Sakit
Menurut Carlson Marketing Group, CRM didefinisikan sebagai strategi bisnis yang secara pro aktif membangun pengaruh atau preferensi untuk sebuah organisasi dengan individu pegawai, saluran distribusi dan pelanggan, yang berakhir dengan ketahanan (retention) dan kinerja yang meningkat.
Cikal bakal CRM berasal dari pemasaran hubungan (relationship marketing) yang sudah digunakan sejak pertengahan abad ke-20, dimana tujuan akhrinya adalah kepuasaan pelanggan dan kepuasaan tersebut dicapai melalui nilai (value) bagi pelanggan. Dengan sentuhan manajemen, konsep relationship marketing ini dikenal dengan nama Customer Relationship Management atau disingkat CRM. Sentuhan manajemen diperlukan di dalam relationship marketing agar hubungan antara semua unsur yang terkait dapat bertahan lama (long term relationship).
Menurut Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia,CRM adalah suatu jenis manajemen yang secara khusus membahas teori mengenai penanganan hubungan antara perusahaan dengan customernya dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan di mata para customernya. Pengertian lain mengatakan bahwa ia adalah sebuah sistem informasi yang terintegrasi yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan, dan mengendalikan aktivitas-aktivitas prapenjualan dan pasca penjualan dalam sebuah organisasi. CRM melingkupi semua aspek yang berhubungan dengan calon customer dan customer saat ini, termasuk di dalamnya adalah pusat panggilan (call center), tenaga penjualan (sales force), pemasaran, dukungan teknis (technical support) dan layanan lapangan (field service).
Customer Relationship marketing merupakan konsep baru yang muncul dalam literature pemasaran pada beberapa dekade terakhir (Christopher et. al. 1991; Gronroos, 1994; Gummeson, 1994; Morgan dan Hunt, 1994; Benet, 1996). Istilah “customer relationship marketing” penggunaannya sudah meluas (Evans dan Laskin, 1994; dan Gronroos, 1990). Dalam konteks ini, banyak definisi customer relationship marketing ditulis dalam bentuk output yang diinginkan, dan tidak mengindikasikan kebutuhan input atau ciri-ciri yang mana memungkinkan pengamat menentukan bila sebuah kebijakan customer relationship marketing dilaksanakan (Blois, 1996, p.161)
Customer relationship marketing berfokus pada membangun hubungan dengan pelanggan satu demi satu. Hal ini dibutuhkan pengetahuan yang mendalam dan akurat dalam situasi, perilaku, kebutuhan dan prefensi pelanggan. Study mengenai hubungan pemasaran nasabah (customer relationship marketing) penuh dengan anteseden, hasil, serta aktifitas hubungan pemasaran itu sendiri. Sebagai contoh, Morgan dan Hunt (1994, p.22) mengemukakan bahwa banyak referensi definisi hubungan pemasaran nasabah (customer relationship marketing) menawarkan semua aktifitas pemasaran mulai dari pendirian, pengembangan, dan pemeliharaan. Definisi ini berangkat dari tujuan pokok dari customer relationship marketing. Lebih jauh ditemukan bagaimana cara mengimplementasikan konsep customer relationship marketing atau kebutuhan apa dalam implementasi customer relationship marketing.

Ada beberapa ukuran customer relationship marketing (Gronroos, 1990) yaitu :
1.    Fokus pelanggan jangka panjang
2.    Membuat komunikasi dengan pelanggan
3.    Melibatkan organisasi- anggota dalam aktifitas pemasaran
4.    Implementasi proses interaktif pemasaran
5.    Mengembangkan budaya pelayanan untuk pelanggan
6.    Memperoleh dan menggunakan informasi pelanggan
Ada kesamaan antara beberapa ukuran customer relationship marketing dengan prinsip dalam konsep pemasaran (Kohli dan Jaworski, 1990; Narver da Slater, 1990; Cadogan dan Diamantopoulos, 1995). Dalam konteks ini, konse customer relationship marketing dapat dikatakan sebagai sebuah filosof manajemen (Bennett, 1996) yang mencakup konsep pemasaran dan hubunga jangka panjang dengan pelanggan dalam transaksi yang menguntungkan (Palmer 1994). Sebuah orientasi customer relationship marketing (Gronroos, 1990), denga tujuan untuk mengembangkan dan memelihara hubungan pemasaran dengan pelanggan di dalam orientasi pasar.


*      Model Siklus CRM
Tiga fase siklus pelanggan dari CRM adalah akuisisi pelanggan, peningkatan pelayanan kepada pelanggan dan mempertahankan pelanggan. Masing-masing dari fase ini mempunyai pengaruh terhadap hubungan dengan pelanggan, dengan tujuan untuk membuat hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan.
1.    Mengakuisisi pelanggan baru atau acquire adalah strategi untuk menarik pelanggan baru. Dilakukan melalui promosi terhadap produk / jasa. Tujuan utama dari fase pertama ini adalah membangun basis awal yang kuat bagi pelanggan yang setia kepada produk/jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Tidak ada fase kedua dan ketiga apabila fase pertama ini gagal dan tidak memberikan basis yang kuat dalam pemikiran pelanggan.
2.    Meningkatkan nilai tambah kepada pelanggan yang telah ada atau enchance adalah strategi untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan. Nilai tambah itu berupa penawaran produk / jasa dengan kualitas yang lebih baik. Menjaga dan meningkatkan kepuasaan pada fase ini penting, karena pada fase ini pelanggan sedang menggunakan semua yang menjadi produk / jasa dari perusahaan.
3.    Mempertahankan pelanggan untuk selamanya atau retain adalah strategi agar pelanggan dapat kembali lagi dan dia akan membawa teman-temannya untuk mencoba. Mempertahankan lebih dipusatkan pada kemampuan untuk mengadaptasi pelayanan kepada apa yang diinginkan pelanggan, bukan apa yang diinginkan pasar.

*      Proses / Tahapan CRM
1.    Mengidentifikasi customer/pasien.
Informasi adalah pengerak CRM. Perusahaan mendapatkan informasi mengenai individual customers dari berbagai sumber seperti, force, customers service ecounter, bar code scanners dan website. Semakin banyak informasi yang dimiliki perusahaan, semakin baik nilai yang bias disediakan bagi customers dan calon customers dalam hal keakuratan, ketepatan waktu dan dapat memberikan penawaran yang masuk akal.
2.    Membedakan customer/pasien
Customers memiliki perbedaan kebutuhan. Internet memungkinkan
perusahaan untuk mengumpulkan informasi untuk mengidentifikasi berbagai kesamaan maupun perbedaan individu dan kelompok, kemudian menggunakannya untuk meningkatkan keuntungan.
3.    Menyesuaikan marketing
Interaksi dengan customers adalah suatu yang memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan membedakan, serta untuk mengevaluasi keefektifan hasil penyesuaian marketing.

*      Tujuan CRM
Tujuan dari kerangka CRM adalah sebagai berikut :
1.    Menggunakan hubungan yang telah ada untuk menambah pendapatan. Perusahaan memandang pelanggan secara luas untuk memaksimalkan hubungan diantara mereka sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan mengidentifikasi, menarik dan mempertahankan pelanggan yang potensial.
2.    Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk pelayanan yang terbaik. Dengan menggunakan informasi pelanggan untuk memberikan pelanggan lebih baik bagi kebutuhannya, maka pelanggan tidak perlu berulang kali meminta informasi yang mereka butuhkan kepada perusahaan sehingga menghemat waktu dan mengurangi frustasi mereka.
3.    Memperkenalkan saluran proses dan prosedur yang konsisten dan dapat ditiru. Dengan perkembangan saluran komunikasi bagi pelanggan, maka semakin banyak karyawan yang terlibat dalm transaksi penjualan, sehingga perusahaan harus meliputi konsistensi proses dan procedural.
Jadi tujuan daripada CRM adalah untuk memperoleh keuntungan dengan pelanggan yang dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, bagian pemasaran, penjualan dan bagian pelayanan pelanggan harus bekerjasama lebih erat dalam sebuah teamwork dan saling berbagi informasi.



*      Manfaat CRM
CRM memberikan beberapa manfaat seperti:
·         Membantu perusahaan / organisasi sehingga memungkinkan bagian marketing untuk mengidentifikasi secara tepat pelanggan / relasi mereka, mengatur bagian marketing dengan tujuan dan sasaran yang jelas serta meningkatkan kualitas bagian marketing.
·         Membantu perusahaan / organisasi untuk meningkatkan kinerja dengan mengoptimalkan sharing informasi oleh beberapa pegawai dan mempersingkat proses yang ada.
·         Memungkinkan bentuk hubungan personal dengan pelanggan / relasi dengan tujuan meningkatkan kepuasaan pelanggan / relasi dan memaksimalkan keuntungan yang didapat; mengidentifikasi pelanggan / relasi yang potensial dan memberikan mereka service yang lebih dibandingkan pelanggan / relasi lainnya.
·         Memberikan informasi kepada pegawai lainnya untuk mengetahui secara pasti pelanggan / relasi mereka, mengetahui kebutuhannya dan membangun hubungan yang efektif antara perusahaan / organisasi, pelanggan / relasi dan partner pendukung lainnya.
Dengan kata lain, CRM dikembangkan untuk memberikan tingkat kepuasaan pelanggan / relasi sehingga akan tetap kembali dengan service yang perusahaan / organisasi berikan dan membuka peluang bagi perusahaan / organisasi menjadi pemenang dalam berbisnis.










BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
1.    Pemasaran dipandang sebagai suatu fungsi dan kegiatan yang dikerjakan oleh mereka yang bergerak di bidang hubungan masyarakat (humas) dari organisasi kesehatan oleh karena itu fungsi hubungan masyarakat dibebani tanggung jawab pemasaran. Hal ini terjadi karena pemasaran di definisikan sebagai penjualan (personal selling), periklanan (advertising) dan promosi.
Untuk pelayanan kesehatan yang termasuk pelayanan jasa, menurut Booms dan Bitner dalam pendekatan pemasaran jasa menggunakan unsur pemasaran 7P (product, price, place, promotion, people, process and physical evident). Gabungan dari ketujuh unsur pemasaran ini harus menimbulkan daya ungkit yang hasilnya sinergis.
2.    Customer Relationship Marketing (CRM) adalah suatu jenis manajemen yang secara khusus membahas teori mengenai penanganan hubungan antara perusahaan dengan customernya dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan di mata para customernya. CRM memberikan beberapa manfaat seperti:
·         Membantu perusahaan / organisasi sehingga memungkinkan bagian marketing untuk mengidentifikasi secara tepat pelanggan / relasi mereka, mengatur bagian marketing dengan tujuan dan sasaran yang jelas serta meningkatkan kualitas bagian marketing.
·         Membantu perusahaan / organisasi untuk meningkatkan kinerja dengan mengoptimalkan sharing informasi oleh beberapa pegawai dan mempersingkat proses yang ada.
·         Memungkinkan bentuk hubungan personal dengan pelanggan / relasi dengan tujuan meningkatkan kepuasaan pelanggan / relasi dan memaksimalkan keuntungan yang didapat; mengidentifikasi pelanggan / relasi yang potensial dan memberikan mereka service yang lebih dibandingkan pelanggan / relasi lainnya.
·         Memberikan informasi kepada pegawai lainnya untuk mengetahui secara pasti pelanggan / relasi mereka, mengetahui kebutuhannya dan membangun hubungan yang efektif antara perusahaan / organisasi, pelanggan / relasi dan partner pendukung lainnya.

B.   Saran
Rumah Sakit sangat diharapkan untuk melayani pelanggan secara personal, meningkatkan loyalitas, mengurangi cost dan meningkatkan ROI. Database yang berkualitas akan sangat merupakan key factor dalam bisnis yang bersifat customer-centric.







1 komentar:

Unknown mengatakan...

panjang sekali

Posting Komentar